Amfibi berasal dari kata amphi dan bi yang berarti hidup di dua alam.
Saat kecil, hewan amfibi hidup di air, dan saat dewasa, hewan ini hidup
di luar air. Di luar air bukan berarti hewan ini hidup sepenuhnya di
darat, tapi di tempat tempat yang berdekatan dengan air atau tempat
tempat yang sangat lembab agar kulitnya tidak kering. Amfibi juga
bernapas dengan kulitnya dan hanya kulit yang lembab yang bisa menyerap
oksigen. Amfibi terbagi menadi tiga kelompok yang dibedakan berdasarkan
ekor dan kakinya. Newt dan salamander memiliki ekor. Mereka digolongkan
Urodela. Katak dan kodok, yang tidak berekor kecuali saat masih
kecebong, masuk ke kelompok Anura. Caecilia, adalah kelompok amfibi yang
tidak memiliki kaki dan ekor, sama seperti cacing dan masuk ke kelompok
Apoda. Contoh Anura (tanpa ekor) adalah Kodok Pohon Eropa. Hidup di
dekat daerah yang lembab. Contoh Urodela (dengan ekor) adalah Salamander
Harimau, salah satu amfibi paling berwarna di Amerika. Contoh Apoda
(tanpa kaki) adalah Caecilian cincin yang mirip sekali dengan cacing
tebal yang besar.
Anatomi katak cukup aneh. Larvanya yang disebut kecebong, memiliki
sistem pernapasan dengan insang. Sebagian besar spesies ini memiliki
paru paru saat mencapai dewasa. Mereka juga memiliki trakea, faring dan
paru paru mirip kantung, walaupun bernapas dengan kulit lebih penting
daripada dengan paru paru. Jantungnya memiliki dua serambi dan satu
bilik, dan memiliki sistem pencernaan maupun pengeluarannya sama dengan mamalia.
Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu,
tanpa sisik. Kulit ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena
kulit amfibi cenderung cepat mengering. Walaupun amfibi memiliki
kelenjar lendir yang membantu menjaga kelembaban, amfibi harus tetap
hidup di daerah lembab. Kulit amfibi melindungi amfibi dari predator dan
memiliki kelenjar racun yang mengeluarkan zat yang menyebabkan rasa
tidak nyaman bagi predator dan bahkan bisa beracun.
Kaki belakang amfibi biasanya memiliki otot dan jari panjang yang
dihubungkan dengan selaput untuk membantu berenang. Walau begitu, ini
tergantung juga pada habitatnya. Ada empat tipe kaki amfibi: tipe
pelompat, tipe perenang, tipe penempel dan tipe penggali. Kaki katak dan
kodok memiliki empat jari di tiap kaki depan, dan lima jari di tiap
kaki belakang. Totalnya, ada 18 jari. Kodok air memiliki kaki
berselaput, kodok pohon memiliki bantalan penghisap di ujung jari untuk
menempel di permukaan vertikal, dan kodok penggali memiliki tonjolan
tambahan di jari kaki belakangnya yang disebut tuberkula yang berfungsi
untuk menggali.
Katak dan kodok seringkali dipandang sinonim atau dipandang dua jenis
kelamin berbeda. Walau begitu, katak dan kodok sebenarnya berbeda.
Katak memiliki kulit yang tidak mulus dan kaki yang pendek. Mereka
adalah hewan darat. Kodok lebih kecil, kakinya berselaput dan hidup di
air atau di pohon. Sebagai contoh adalah kodok Hyperolius tuberilinguis.
Kodok ini memiliki kulit yang lembut dan mulus dengan warna yang kuat
dan terang. Matanya memiliki pupil horisontal. Kakinya panjang dan
teradaptasi untuk melompat. Selain itu juga memiliki jari yang
berselaput untuk berenang. Sementara itu, katak merupakan hewan darat,
bergerak lamban dan lebih lebar daripada kodok. Contohnya adalah katak
biasa (Bufo bufo). Katak ini memiliki pupil yang umumnya
horisontal tapi ada juga yang vertikal. Kulitnya tidak mulus, kasar, dan
kering. Bahkan ada yang sangat tebal. Kakinya lebih pendek dan lebar
daripada kodok dan teradaptasi untuk berjala. Baik katak maupun kodok
bisa ‘bernyanyi’. Walau suaranya dihasilkan oleh pita suara, suara ini
diperkuat lagi pada hewan yang jantan. Mereka punya kantung yang bisa
mengembang di kedua sisi laring.
Makanan amfibi pada tahap larva adalah tanaman, sementara pada tahap
dewasa, mereka memakan serangga serta hewan tak bertulang belakang
lainnya, seperti ulat dan cacing. Katak memakan mangsanya dengan
menjulurkan lidahnya yang panjang dengan cepat. Saat menelan, matanya
tertarik ke dalam, lalu ditutup dan ditekan ke dalam, sehingga tekanan
di dalam mulutnya bertambah & mangsa terdorong kedalam tenggorokan.
Terima kasih kakak atas informasinya, cukup membantu
BalasHapus